NAMA : BAYU ANDILLA YUANDA PUTRA
NPM :
11213655
KELAS : 2EA22
DOSEN : SARAH WIDIA RAHMARINI
DOSEN : SARAH WIDIA RAHMARINI
PERMASALAHAN :
- Bagaimana kondisi koperasi di Indonesia saat ini ?
- Bagaimana solusi dan kebijakan pemerintah terkait masalah koperasi di Indonesia ?
ANALISA
:
- Kondisi Koperasi Di Indonesia Saat Ini
Sepertinya perumpamaan koperasi indonesia “hidup segan
mati tak mau” memang sesuai dengan keadaan koperasi indonesia saat ini. Nasib koperasi di Indonesia semakin muram, tak ditangani
sepenuh hati. Pemerintah agaknya lebih menekankan pada sistem ekonomi
neoliberal. Cita-cita untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru perekonomian
Indonesia, agaknya semakin jauh panggang dari api. Kondisi koperasi, terutama
KUD (Koperasi Unit Desa), bak kerakap tumbuh diatas batu, mati enggan hidup pun tak
mau.
Justru
yang lebih sering terdengar datang dari berbagai pelosok negeri, kegagalan demi
kegagalan yang terjadi pada koperasi. Meski pemerintah memiliki kementerian
yang menangani koperasi, namun kemauan pemerintah membangun koperasi belum
sepenuh hati. Pemerintah lebih asyik masuk dengan pembangunan
sistem ekonomi yang tak pro rakyat, yakni sistem ekonomi neoliberal.
Padahal
antara sistem ekonomi neoliberal dan koperasi ibarat air dan minyak. Keduanya
saling bertentangan dan mustahil untuk bisa berdampingan ataupun seiring
sejalan. Ekonomi neoliberal menyerahkan perekonomian pada mekanisme
pasar dan padat modal, dan yang terjadi kemudian yang kaya semakin kaya, dan
orang miskin tetap melarat. Sedang koperasi bertujuan untuk memperjuangkan
kemakmuran bagi anggotanya.
Kalau
dilihat dari pertumbuhan koperasi, dari tahun ke tahun memang terjadi
peningkatan, namun seiring dengan itu terdengar pula nasib buruk menimpa
koperasi. Pada tahun 2010 misalnya, jumlah koperasi di Indonesia mencapai
170.411 unit dengan jumlah anggota 29,240 juta. Terjadi peningkatan 9,97%
dibanding 2008. Dari segi volume usaha, pada 2010 mencapai Rp 82,1 triliun atau
naik 19,95% dibanding volume usaha pada 2008.
Namun hasil ini belum bisa dikatakan baik. Pasalnya,
menurut majelis pakar DEKOPIN dari peningkatan - peningkatan tersebut dibarengi
dengan lebih dari 10% koperasi di indonesia sudah tidak aktif lagi. Dan
sebagian besar koperasi tersebut berada di daerah pedesaan, yang sering di
sebut dengan Koperasi Unit Desa (KUD). Padahal dalam perjalanannya, KUD
merupakan basis sektor primer yang memberikan lapangan pekerjaan terbesar bagi
penduduk indonesia. Artinya dengan kemandekan KUD menjadi cermin mundurnya
kemajuan perekonomian di pedesaan yang berakibat meningkatkan pengangguran di pedesaan.
Dari sini tampak jelas bahwa pemerintah belum separu hati
dalam membangun perekonomian berbasis kerakyatan koperasi. Sesungguhnya banyak
program - program koperasi yang bermanfaat bagi masyarakadan dan dapat
dirasakan oleh masyarakat, seperti :
·
koperasi
sebagai lembaga yang mampu menjalankan suatu kegiatan usaha yang tidak
dilakukan oleh lembaga lain. Kegiatan usaha ini misalnya pelayanan kebutuhan
keuangan atau perkreditan, dengan prosedur yang sederahana dan singkat.
·
koperasi
mampu menjangkau kebutuhan
karena berada di tengah-tengah masyarakat. Jenis usaha yang dilakukan koperasi
mudah diadaptasikan dengan kebutuhan anggota karena adanya interaksi dan
komunikasi yang intens.
·
koperasi menjadi
organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa
memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu
bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas
anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan
tersebut.
Bukti laporan dari Internatinal
Cooperative Alliance (ICA), yang merilis daftar 300 koperasi berprestasi
global pada tahun 2011 ini, yang dianggap sukses, salah satu indikator
yang dinilai dari jumlah perputaran omsetnya. Hasilnya justru mengejutkan,
sebagian besar justru didominasi koperasi-koperasi di negara-negara maju,
seperti Amerika Serikat, Belanda, Perancis dan Inggris. Negara yang nyata-nyata
menganut sistem ekonomi liberal. Lebih parah lagi, tak satu pun koperasi yang
masuk peringkat global itu berasal dari Indonesia. Padahal, penggagas
berdirinya koperasi adalah putra bangsa Indonesia sendiri.
Masalah – masalah lain yang mengakibat koperasi indonesia bisa disebut
“hidup segan mati tak mau” antara lain :
·
Manajemen
pengelolaan yang kurang professional
Manajemen koperasi yang kurang
berkembang diantaranya disebabkan oleh kurang apiknya pengelolaan oleh sumber
daya manusia yang kurang begitu kompeten dalam menghadapi kemajuan zaman dan
teknologi. Manusia sekarang memang kurang memahami apa arti manajemen itu
sendiri, oleh karnanya hampir dalam segala aspek dan bidang terutama koperasi
tidak dapat terorganisir antara pekerjaan yang satu dengan yang lain, serta
kurang terorganisir juga hubungan antara atasan dengan anggota dibawahnya.
Solusi yang tepat dalam menangani masalah ini adalah dengan cara lebih
memerhatikan para anggota dalam melakukan segala tindak pekerjaannya, serta
dengan cara memberikan penyuluhan secara rutin kepada anggota pada kurun waktu
yang sama.
·
Demokrasi
ekonomi yang kurang
Dalam
arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat diartikan bahwa masih ada
banyak koperasi yang tidak diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap
tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara leluasa memberikan
pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat membantu meningkatkan
tingkat kesejahteraan rakyat oleh segala jasa – jasa yang diberikan, tetapi hal
tersebut sangat jauh dari apa ayang kita pikirkan.
Keleluasaan yang dilakukan oleh badan koperasi masih sangat minim, dapat
dicontohkan bahwa KUD tidak dapat memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam
memberikan pinjaman, untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui
persetujuan oleh tingkat kecamatan dll. Oleh karena itu seharusnya koperasi
diberikan sedikit keleluasaan untuk memberikan pelayanan terhadap anggotanya
secara lebih mudah, tanpa syarat yang sangat sulit.
· Kelembagaan
koperasi
Sejumlah masalah kelembagaan koperasi yang memerlukan
langkah pemecahan di masa mendatang meliputi hal-hal:
1) Kelembagaan koperasi belum sepenuhnya mendukung gerak pengembangan usaha. Hal ini disebabkan adanya
kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan kelembagaan yang kurang memadai
bagi pengembangan usaha. Aspek kelembagaan yang banyak dipermasalahkan antara lain adalah daerah
kerja, model kelembagaan koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi
jasa, serta pemusatan koperasi.
2) Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan
baik.
Oleh karna itu pemerintah seharusnya menomor satukan pengembangan koperasi
di indonesia ketimbang sistem ekonomi liberal dan juga memberikan perhatian
lebih kepada koperasi di indonesia. Dengan cara memberikan bantuan, pelatihan
dalam pengelolaannya, kebijakan - kebijakan yang dapat mengguntungkan koperasi,
dan memberikan himbauan kepada masyarakat bahwa koperasi bukan sama seperti
badan usaha lainya, tujuan koperasi adalah mensejahterakan rakyat. Agar cita -
cita menjadikan koperasi indonesia sebagai sokoguru perekonomian indonesia
dapat terwujud dan memprestasikan koperasi indonesia di kancah internasional
karena penggagas berdirinya koperasi adalah putra bangsa indonesia sendiri.
Potret Koperasi Indonesia
Potret Koperasi Indonesia
Pengembangan
koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program
pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari
lingkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive
market program menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta
menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD.
Meskipun KUD harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi,
namun sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian
terutama pangan, disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena
telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD.
Posisi
koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang
menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu
dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya
sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi
aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro
menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan
pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar
dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya
menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya
masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
1. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
2.Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah.
1. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
2.Potensi koperasi pada saat ini sudah mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom, namun fokus bisnis koperasi harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang harus diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi keuangan, pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi. Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di daerah.
2. Solusi Dan Kebijakan Pemerintah
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah
melaksanakan pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) agar
mampu menjadi pelaku utama dalam perekonomian daerah.
Upaya dan langkah-langkah strategis pemberdayaan KUMKM akan
terus dilaksanakan secara sistematis, konsisten dan berkesinambungan pada masa
mendatang.
Adapun
strategi pembinaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah adalah:
- Meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar
- Meningkatkan kemampuan akses terhadap sumber permodalan serta memperkuat struktur permodalan
- Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha dan penguasaan teknologi
- Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen.
- Mengembangkan kemitraan yang mantap.
RINGKASAN :
Sebagai
sokoguru perekonomian di Indonesia, seharusnya keberadaan dan peran koperasi
menjadi kunci utama dalam ekonomi kerakyatan. Namun kenyataannya yang ada malah
berlawanan. Koperasi kini diambang ada dan tiada.
Koperasi
menjadi tidak berkembang karena pengetahuan dari anggota koperasi yang masih
rendah, hal itu terjadi karena sosialisasi yang belum optimal. Yang anggota
koperasi tahu, koperasi hanya bertujuan untuk melayani konsumen seperti biasa.
Karena pengetahuan yang minim itu, manajemen koperasi menjadi belum
professional untuk bertindak. Padahal sebenarnya anggota koperasi juga
merupakan bagian dari kepemilikan koperasi sehingga merka berhak untuk
berpartisipasi menyumbang suara dan saran untuk kemajuan koperasi di kemudian
hari. Jika anggota peduli dan mengerti dengan hak dan kewajibannya, anggota
akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota. Dalam kemajuan koperasi,
pengawasan yang ketat sangat dibutuhkan karena kerapkali terjadi penyelewengan.
Seharusnya pengawasan ini tidak hanya dilakukan oleh pengawas saja, anggota
juga harus turut andil dalam pengawasan kinerja perkoperasian. Selain itu dari
anggotanya sendiri juga harus memiliki kejujuran dan kesadaran dari diri
sendiri untuk tidak mengikuti hawa nafsu saja. Di dalam koperasi seringkali
tidak diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap tindakannya.
Pemerintah
seharusnya menomor satukan pengembangan koperasi di indonesia ketimbang sistem
ekonomi liberal dan juga memberikan perhatian lebih kepada koperasi di
Indonesia. Dengan cara memberikan bantuan, pelatihan dalam pengelolaannya,
kebijakan – kebijakan yang dapat mengguntungkan koperasi, dan memberikan
himbauan kepada masyarakat bahwa koperasi bukan sama seperti badan usaha
lainya, tujuan koperasi adalah mensejahterakan rakyat. Agar cita – cita
menjadikan koperasi Indonesia sebagai sokoguru perekonomian Indonesia dapat
terwujud dan memprestasikan koperasi indonesia di kancah internasional karena
penggagas berdirinya koperasi adalah putra bangsa indonesia sendiri.
SUMBER :