Pengaruh
Kondisi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumen
(Pengaruh Literasi Ekonomi, Kelompok
Teman Sebaya dan Kontrol Diri terhadap Perilaku Pembelian Impulsif untuk
Produk Fashion pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Globalisasi
yang terjadi pada bidang perekonomian disebut dengan globalisasi perekonomian.
Globalisasi perekonomian diartikan sebagai suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan hilang dan
keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin
erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk
dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga
membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Pengaruh
tersebut terlihat dari semakin pesatnya perkembangan pembangunan khususnya di
bidang ekonomi Banyaknya pembangunan mall di kota-kota besar menunjukkan
tingginya budaya konsumtif di kalangan masyarakat. Para investor cenderung
memilih membangun mall di daerah perkotaan, dengan anggapan bahwa
masyarakat perkotaan berada di kelas ekonomi menengah ke atas. Dalam
perkembangannya mall bertransformasi tidak hanya sekedar tempat
berbelanja namun juga sebagai tempat hiburan. Langkah tersebut biasanya
dilakukan oleh pihak mal untuk menarik perhatian orang mengunjungi mall
dan tanpa disadari perkembangan ini justru menyebabkan pergeseran perilaku
konsumsi masyarakat menjadi lebih konsumtif. Masyarakat perkotaan memiliki
total pengeluaran rata-rata sebesar Rp4,4 juta per bulan, sehingga dapat
dikatakan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dinilai cenderung
konsumtif (Herdaru Purnomo, 2013).
Salah
satu bentuk perilaku konsumen yang tidak direncanakan adalah terjadinya
pembelian impulsif. Pembelian impulsif (impulsive buying) atau biasa
disebut juga unplanned purchase merupakan perilaku seseorang dimana
orang tersebut tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja. Konsumen melakukan
pembelian impulsif tidak berpikir untuk membeli suatu produk atau merek
tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek
atau produk saat itu juga. Menurut Rook dan Fisher (1995: 306) pembelian
impulsif diartikan sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan,
reflek, tiba-tiba, dan otomatis. Dari definisi tersebut terlihat bahwa impulsive
buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi yang cepat.
Pembelian
impulsif merupakan fenomena psikoekonomik yang banyak melanda kehidupan
masyarakat. Pada proses membeli impulsif, calon pembeli langsung mengarah
kepada suatu produk tertentu dan kemudian melakukan pembelian secara cepat.
Perilaku pembelian impulsif timbul secara tidak sadar pada saat individu
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan uang dan gaya hidup. Sebagai contoh,
ketika seseorang dengan teman sebayanya berjalan-jalan di pusat perbelanjaan
atau mall yang tujuannya hanya sekedar jalan-jalan atau mengisi waktu
luang kemudian melihat produk dengan model terbaru atau melihat adanya potongan
harga (discount) pada produk tertentu, akhirnya memutuskan membeli
meskipun ketika berangkat tidak ada rencana untuk membeli. Berdasarkan fenomena
dan pengamatan
sehari-hari yang peneliti lakukan
banyak ditemukan remaja termasuk mahasiswa, relatif sering membeli produk fashion
dan aksesorisnya. Mereka tak jarang membeli produk fashion dan
barang-barang yang sama dengan temannya atau bahkan membanding-bandingkan
barang kepemilikannya dengan barang temannya untuk melihat barang siapa yang
lebih trendy.
Masalah
remaja merupakan bahan kajian yang potensial untuk digali dan diteliti. Hal ini
karena jumlah remaja yang berusia antara 10 sampai 24 tahun di Indonesia sangat
besar. Menurut data Badan Pusat Statistik (2014) jumlah remaja yang berusia
10-24 tahun di Indonesia secara umum mengalami peningkatan yaitu 64 juta jiwa
pada tahun 2008 meningkat menjadi 65,7 juta jiwa pada tahun 2014. Jumlah yang
demikian besar merupakan peluang yang sangat potensial bagi produsen atau
pemasar untuk memasarkan hasil produksinya. Menurut Abu Ahmadi dan Munawar
Sholeh (2005: 45-47) mahasiswa termasuk dalam kategori masa remaja akhir yaitu
antara usia 18 sampai 25 tahun. Masa ini ditandai oleh persiapan akhir memasuk
peran-peran orang dewasa. Remaja pada masa ini memiliki keinginan untuk
diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa. Pada tahap ini
perkembangan intelektual remaja telah berada pada taraf operasional formal,
sehingga kemampuan nalarnya tinggi dan lebih matang dalam hal mengambil
keputusan.
Tingkat
konsumsi mahasiswa Yogyakarta dapat dikategorikan dalam kategori menengah
sampai tinggi. Menurut M. Syaifullah (2012) mahasiswa di Yogyakarta
menghabiskan Rp23,1 miliar per bulan untuk biaya rekreasi dan hiburan. Jumlah
ini mengalahkan biaya belanja buku yang mencapai Rp21 miliar per bulan. Total
seluruh biaya, para mahasiswa menghabiskan Rp423,8 miliar per bulan atau
rata-rata mahasiswa menghabiskan Rp1,8 juta per bulan. Adapun berdasarkan
domisili asal, mahasiswa asal Sulawesi paling tinggi pengeluarannya, yaitu
mencapai rata-rata Rp2,6 juta per bulan. Paling rendah mahasiswa asal Pulau
Jawa, yang hanya mencapai rata-rata Rp1,6 juta per bulan. Hal ini merupakan
potret pembiayaan mahasiswa di Yogyakarta secara umum (Tempo.co, 2012).
Pada
umumnya mahasiswa telah diberi kepercayaan dan tanggung jawab dalam mengelola
keuangannya sendiri. Dengan demikian mereka merasa beba menggunakan uang yang
dimiliki tanpa pengawasan langsung dari orang tua, hal tersebut menyebabkan
mahasiswa seringkali kurang rasional dalam membelanjakan uangnya. Para remaja
atau mahasiswa lebih sering menggunakan emosi sehingga mengarah pada pembelian
secara spontanitas. Pembelian impulsif seringkali terjadi pada produk-produk
yang dirasa cukup menarik bagi kelompok konsumen ini, salah satunya adalah
produk fashion yang terdiri dari pakaian, celana, sepatu, sandal, jam
tangan, kerudung, topi dan tas yang berfungsi sebagai sarana dalam meningkatkan
self image dan mood. Melalui produk fashion tersebut
remaja dapat terlihat
lebih modis dan menawan.
Dari
beberapa pernyataan mahasiswa di atas, peneliti menduga bahwa hal tersebut
berkaitan dengan perilaku pembelian impulsif yang terjadi di kalangan mahasiswa
Fakultas Ekonomi UNY. Berdasarkan ulasan latar belakang masalah di atas,
peneliti tertarik untuk mengetahui kecenderungan pembelian impulsif pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Selanjutnya
penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi berjudul “Pengaruh Literasi
Ekonomi, Kelompok Teman Sebaya dan Kontrol Diri terhadap Perilaku Pembelian
Impulsif untuk Produk Fashion pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai
berikut:
- Bagaimana pengaruh literasi ekonomi terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY?
- Bagaimana pengaruh literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri secara bersama-sama terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini mengacu pada permasalahan yang telah disebutkan di atas yaitu
untuk mengetahui pengaruh literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol
diri baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap perilaku
pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
M Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi ilmu pengetahuan dan perkembangan ekonomi sekaligus menjadi bahan acuan
bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi,
hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas perilaku konsumsi mahasiswa, sehingga
tidak mengarah pada perilaku konsumtif serta mengurangi perilaku pembelian
impulsif.
b. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan sarana untuk
berlatih dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian serta
menambah wawasan penulis agar berpikir secara kritis dan sistematis dalam
menghadapi permasalahan yang terjadi kaitannya dengan ekonomi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 KERANGKA TEORI
Masalah Ekonomi
Masalah dalam ekonomi adalah
kelangkaan sumber daya relatif terhadap pemenuhan kebutuhan, sementara jumlah
kebutuhan manusia tidak terbatas. Dengan demikian, untuk mendapatkan kepuasan
dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas maka manusia harus melakukan
pemilihan kebutuhan dengan cara mengalokasikan sumber daya yang ada secara
efisien. Ilmu ekonomi membantu manusia untuk mencapai kemakmuran yang maksimal
dari sumber-sumber atau alat-alat yang tersedia.
Menurut Pandey & Bhattacharya
(2012: 3) melek ekonomi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep ekonomi untuk
membuat keputusan tentang penghasilan, tabungan, pengeluaran dan mengalokasikan
uang. Hal ini diperjelas oleh pendapat dari Organization for Economic Literacy
(OEL) yang menegaskan bahwa melek ekonomi tidak hanya meliputi pemahaman konsep
dasar ekonomi dan fakta ekonomi, tetapi juga tentang kemampuan berpikir kritis
yang mendukung cara berpikir ekonomi yang benar. Dengan kata lain, melek
ekonomi melibatkan pengetahuan dan penerapan teori-teori ekonomi yang mendasar
dalam mengambil keputusan tentang sumber daya yang terbatas.
Menurut Mathews (1999: 2) literasi
ekonomi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan individu
agar dapat mengenali atau menggunakan konsep ekonomi dan cara berpikir ekonomi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan menurut Jappelli (2009) pada
prinsipnya literasi ekonomi merupakan alat untuk mencapai tujuan, hanya saja
pada kenyataannya tidak semua orang memiliki literasi ekonomi yang tinggi
sehingga mengkerucutkan peluang mencapai kesejahteraan. Salah satu indikatornya
adalah menjadi orang yang cerdas dalam mengelola sumber daya ekonominya guna
mencapai kesejahteraan.
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa literasi ekonomi merupakan kemampuan untuk
menggunakan konsep dasar ekonomi dan cara berpikir kritis dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Literasi ekonomi dapat membuat seseorang menjadi cerdas
dalam mengelola sumber daya ekonomi untuk mencapai kesejahteraan dengan cara
mengaplikasikan konsep ekonomi tersebut. Selain itu, literasi ekonomi menjadi
sangat penting untuk membuka pengetahuan tentang biaya atau manfaat suatu
barang dalam aktivitas ekonomi.
Hubungan Literasi Ekonomi dengan
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen ditentukan oleh
tingkat pengetahuan masyarakat tentang ekonomi, sehingga literasi ekonomi
menjadi hal penting. Literasi dalam perekonomian suatu negara menjadi penting,
karena dengan literasi ekonomi berarti menunjukkan masyarakat suatu negara
merupakan konsumen atau produsen yang cerdas, sehingga akan mendorong terhadap
pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang cerdas akan mampu memilih produk yang
dapat mendorong perekonomian negaranya, bukan memperkaya negara lain
sebagaimana yang menjadi tujuan dari globalisasi. Terkait dengan perilaku
konsumsi remaja atau mahasiswa, pendidikan memegang peranan penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia berkualitas.
Pendidikan merupakan suatu proses
yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam perilaku. Dapat
dikatakan bahwa orang dianggap belajar jika menunjukkan perubahan-perubahan
tingkah laku dalam hidupnya. Dengan pengetahuan yang dimiliki, manusia dapat
bertindak atau berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang didapatnya dari
proses pembelajara termasuk dalam mengambil keputusan. Keputusan ekonomi yang
cerdas terlihat dari kemampuan mencari sumber daya yang dimiliki untuk
menciptakan benefit. Hal ini diperjelas oleh Jappelli (2009: 9) bahwa literasi
ekonomi menjadi semakin penting untuk membuat keputusan rumah tangga, yaitu
bagaimana berinvestasi yang tepat, berapa banyak meminjam yang tepat di pasar
uang dan bagaimana memahami konsekuensi atas stabilitas keseluruhan ekonomi.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pembelian Impulsif
Menurut Loudon dan Bitta (dalam
Fikrah Wathani, 2009: 15) menjelaskan bahwa karakteristik produk, karakteristik
pemasaran, dan karakteristik konsumen memiliki pengaruh terhadap munculnya
perilaku pembelian impulsif. Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Karakteristik produk yang
mempengaruhi perilaku pembelian impulsif yaitu:
a) Memiliki harga yang rendah
b) Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut
c) Siklus kehidupan produknya pendek
d) Ukurannya kecil dan ringan
e) Mudah disimpan
2) Karakteristik pemasaran, hal-hal
yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif antara lain:
a) Distribusi massa pada self-service outlet terhadap
pemasangan iklan besar-besaran dan material yang akan didiskon.
b) Posisi barang yang dipamerkan dan lokasi toko yang menonjol
turut mempengaruhi pembelian impulsif.
3) Karakteristik konsumen yang
mempengaruhi perilaku pembelian impulsif, yaitu:
1. Kepribadian konsumen.
2. Demografis, karakteristik demografis terdiri dari gender,
usia, status perkawinan, pekerjaan dan pendidikan.
3. Karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi yang dihubungkan
dengan tingkat pembelian impulsif.
Menurut Fatchur (2009: 251) faktor
situasional dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, termasuk pembelian
impulsif. Faktor situasional tersebut sangat komplek, sehingga dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Lingkungan fisik (physical surrounding)
2. Lingkungan sosial (social surrounding)
3. Perspektif waktu (temporal perspectives)
4. Sifat tujuan berbelanja (task definition)
5. Suasana hati pada saat berbelanja (antecedent states)
Berdasarkan faktor-faktor yang telah
dijelaskan di atas, dapat dikatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku pembelian impulsif konsumen diantaranya adalah kepribadian konsumen,
pendidikan, dan lingkungan sosial. Faktor tersebut sesuai dengan variabel bebas
dalam penelitian ini yang dianggap dapat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian dan perilaku pembelian impulsif yaitu literasi ekonomi atau pemahaman
terhadap ekonomi,kontrol diri dan kelompok teman sebaya.
Pengaruh Literasi Ekonomi, Kelompok
Teman Sebaya dan Kontrol Diri Secara Bersama-Sama terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif
Apabila seseorang memiliki literasi
ekonomi yang baik atau pemahaman terhadap ekonomi yang cukup baik, maka orang
tersebut akan berpikir cerdas dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Seperti
halnya mahasiswa yang duduk dibangku kuliah dan mempelajari berbagai konsep
ekonomi, mahasiswa tersebut dituntut untuk dapat mengaplikasikan konsep ekonomi
dalam kegiatan sehari-hari. Dengan demikian, mahasiswa akan berpikir terlebih
dahulu sebelum melakukan kegiatan konsumsi dan mempertimbangkan biaya atau
manfaat suatu barang serta mampu mengalokasikan sumber daya yang terbatas
dengan benar. Sehingga perilaku pembelian impulsif dapat dihindari.
Kelompok teman sebaya dikatakan
berpengaruh terhadap perilaku konsumen atau pengambilan keputusan pembelian
yang mengarah pada perilaku pembelian impulsif melalui interaksi dalam kelompok
sebaya tersebut. Pengaruh kelompok teman sebaya membuat remaja cenderung lebih
konsumtif dan tidak rasional dalam berperilaku konsumsi, karena pada dasarnya
remaja mudah terpengaruh dan ikut-ikutan teman misalnya saja dalam hal
berpakaian atau membeli produk fashion terlihat seperti ada persaingan di
dalamnya. Hal tersebut diduga mengarah pada perilaku pembelian impulsif.
Kontrol diri juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang khususnya
remaja atau mahasiswa. Jika remaja memiliki kontrol diri yang baik, maka akan bertindak
secara rasional dan penuh pertimbangan dalam berkonsumsi sehingga tidak
mengarah pada perilaku konsumtif. Tetapi remaja cenderung memiliki kontrol diri
yang rendah, sehingga banyak remaja yang bertindak tanpa
pertimbanganpertimbangan terlebih dan hanya menggunakan emosi sesaat dalam
mengambil keputusan. Hal tersebut dapat mendorong remaja berperilaku konsumtif
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan pada akhirnya mengarah pada perilaku
pembelian impulsif.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa literasi ekonomi, kelompok teman
sebaya dan kontrol diri dapat mempengaruhi perilaku konsumsi remaja berupa
kecenderungan melakukan pembelian impulsif. Pembelian impulsif biasanya terjadi
pada produk-produk yang terjangkau dan dianggap dapat menambah penampilan
seseorang menjadi lebih menarik, salah satunya adalah produk fashion. Remaja
atau mahasiswa cenderung impulsif pada produk fashion, karena produk fashion
merupakan elemen penting bagi mahasiswa untuk menunjang penampilannya di
kampus. Jenis produk fashion tersebut bermacammacam seperti pakaian (baju dan
celana), tas, sepatu, sandal, kerudung, jam tangan, kaca mata/softlens, topi,
dan aksesoris (kalung-kalung, gelang dan cincin).
BAB
III
HASIL
PENELITIAN
3.1 Pengaruh Literasi Ekonomi terhadap
Perilaku Pembelian Impulsif
Dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh literasi ekonomi terhadap perilaku
pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
UNY. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya nilai thitung sebesar -0,600 dengan
nilai signifikansi t sebesar 0,549 dan koefisien regresi (b1) sebesar -0,014.
Karena nilai signifikansi t > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh literasi ekonomi terhadap perilaku pembelian impulsif untuk
produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY.
Berdasarkan hasil deskripsi data
penelitian dapat diketahui bahwa tingkat literasi ekonomi mahasiswa Fakultas
Ekonomi angkatan 2014 termasuk dalam kategori sedang. Meskipun kecenderungan
literasi ekonomi menunjukkan kecenderungan sedang, namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa literasi ekonomi tidak berpengaruh terhadap perilaku
pembelian impulsif. Dapat disimpulkan bahwa baik mahasiswa yang memiliki
tingkat literasi ekonomi tinggi maupun rendah tidak memiliki perbedaan dalam
perilaku pembelian impulsif.
Menurut penelitian Rook (1987:
193-195) pembelian impulsif memiliki beberapa karakteristik yaitu: spontanitas;
kekuatan, kompulsi dan intensitas; kegairahan dan stimulasi; dan
ketidakpedulian akan akibat. Meskipun pada dasarnya literasi ekonomi bertujuan
untuk membuka pengetahuan tentang biaya/manfaat suatu barang dalam aktivitas
ekonomi, dengan kata lain untuk menghindarkan seseorang dari perilaku
konsumtif. Namun jika dilihat dari karakteristik pembelian impulsif yang telah
dijelaskan di atas, dapat disimpulkan mengapa literasi ekonomi tidak
berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif. Pembelian impulsif terjadi
secara spontan, tidak terencana, cepat, tidak terkendali dan tidak
mempertimbangkan akibat yang akan timbul selanjutnya. Oleh karena itu, ketika
dalam situasi pembelian terutama pembelian impulsif, mahasiswa tidak sempat
atau tidak ada waktu untuk mengingat dan memperhitungkan bagian-bagian dari
konsep ekonomi yang telah dipelajarinya. Sehingga tingkat literasi ekonomi yang
dimiliki tidak berpengaruh terhadap perilaku pembelian impulsif.
3.2 Pengaruh Literasi Ekonomi,
Kelompok Teman Sebaya dan Kontrol Diri secara Bersama-Sama terhadap Perilaku
Pembelian Impulsif
Literasi ekonomi, kelompok teman
sebaya dan kontrol diri secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UNY. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian dengan uji F
yang diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,564 dengan nilai signifikansi F sebesar
0,000. Karena nilai sig. F < 0,05 maka hal ini berarti bahwa literasi
ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UNY. Sehingga dapat membuktikan hipotesis keempat yang telah
dikemukakan sebelumnya.
Hasil pengujian regresi ganda
menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,462 atau 46,2%. Jadi
dapat dikatakan bahwa 46,2% perilaku pembelian impulsif dipengaruhi oleh
literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri. Sedangkan sisanya
sebesar 53,8% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Variabel literasi ekonomi dalam memberikan sumbangan relatif sebesar 0,7%,
variabel kelompok teman sebaya sebesar 39,5% dan variabel kontrol diri sebesar
59,8%. Sedangkan sumbangan efektif dari masing-masing variabel adalah 0,32%
untuk variabel literasi ekonomi, 18,25% untuk variabel kelompok teman sebaya
dan 27,63% untuk variabel kontrol diri.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh literasi ekonomi terhadap perilaku
pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
UNY. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa baik mahasiswa yang memiliki
tingkat literasi ekonomi tinggi maupun rendah tidak memiliki perbedaan dalam
perilaku pembelian impulsif.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kelompok teman
sebaya terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY. Dikarenakan banyaknya waktu yang dihabiskan dan
interaksi yang dilakukan bersama teman sebaya membuat remaja semakin
terpengaruh oleh kelompok teman sebaya itu. Kondisi tersebut sedikit banyak
dapat mempengaruhi perilaku pembelian mereka dan kemudian mengarah pada
perilaku pembelian impulsif.
3. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan kontrol diri
terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi UNY. Hal ini membuktikan, semakin tinggi kontrol diri
mahasiswa, maka semakin rendah perilaku pembelian impulsif. Sebaliknya semakin
rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku pembelian impulsif. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi memiliki kontrol
diri yang baik dan mampu mengontro perilakunya sehingga tidak mengarah pada
perilaku pembelian impulsif.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan literasi ekonomi, kelompok
teman sebaya dan kontrol diri terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk
fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai Fhitung sebesar 53,564 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Karena
nilai sig. F < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri terhadap
perilaku pembelian impulsif. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,462, berarti
bahwa 46,2% perilaku pembelian impulsif mahasiswa dapat dijelaskan oleh
variabel literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri. Sedangkan
sisanya 53,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Variabel literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri
masing-masing memberikan sumbangan efektif sebesar 0,32% untuk variabel
literasi ekonomi, 18,25% untuk variabel kelompok teman sebaya dan 27,63% untuk
variabel kontrol diri.
4.2 SARAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini literasi ekonomi tidak
berpengaruh, mahasiswa diharapkan lebih mendalami literasi ekonomi atau
pemahaman konsep-konsep dasar ekonomi, sehingga tidak hanya menguasai secara
materi yang nantinya akan cepat lupa, namun dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan dari literasi ekonomi tersebut agar mahasiswa dapat
berpikir kritis, rasional, dan hati-hati dalam menghadapi masalah ekonomi,
termasuk dalam kegiatan konsumsi sehingga dapat terhindar dari perilaku
pembelian impulsif.
2. Dalam bergaul dengan teman sebaya hendaknya mahasiswa
memperhatikan batas-batas perilaku yang baik dan yang tidak baik untuk
dilakukan. Jangan sampai pergaulan dengan teman sebaya mempengaruhi kehidupan
yang mengarah pada perilaku hedonisme dan konsumtif.
3. Mempertahankan dan meningkatkan aspek psikologi yaitu
kemampuan mengontrol perilaku agar tidak mudah terpengaruh oleh dampak negatif
dari lingkungan sekitar termasuk dalam perilaku konsumsi.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti maupun
mengembangkan penelitian serupa, penulis menyarankan agar mempertimbangkan
variasi dari sampel yang akan diteliti dan tentunya dengan variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
SUMBER
http://eprints.uny.ac.id/23808/1/SKRIPSI_NURAENI_11404241013.pdf