Bintang Iklan ( Celebrity Endorser)
Selebriti
biasanya digunakan untuk menarik perhatian khalayak dan berperan penting dalam
meningkatkan kesadaran produk.
Penggunaan selebriti dalam mendukung iklan suatu produk, membuat pemasar harus
rela membayar tinggi selebriti yang banyak disukai oleh masyarakat. Penggunaan
selebriti sendiri biasanya menimbulkan kesan bahwa konsumen yang selektif dalam
memilih dan meningkatkan status dengan memiliki apa yang digunakan oleh
selebriti. Endorser dipilih karena dapat lebih akrab dengan konsumen
karena mereka merasa memiliki kesamaan konsep diri yang aktual (actual self
concept) , nilai - nilai yang dianut, kepribadian, gaya hidup (life
style), karakter demografis, dan sebagainya.
Endorser
adalah
pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung
produk yang diiklankan. Endorser dibagi menjadi dua jenis yaitu Typical
Person Endorser, adalah memanfaatkan beberapa orang yang bukan dari
kalangan selebritis untuk menyampaikan pesan mengenai suatu produk dan Celebrity
Endorser adalah orang yang telah terkenal yang dapat mempengaruhi orang
lain karena prestasinya (Terence A. Shimp,2003). Kedua jenis endorser diatas
memilih karakteristik dan atribut yang sama hanya saja dibedakan dalam
penggunaan orang yang berada didalamnya sebagai pendukung, apakah orang yang
digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak. Dalam penelitian
ini, pembahasannya hanya difokuskan pada penyampaian pesan menggunakan orang –
orang terkenal ( Celebrity Endorser ) saja.
Dalam
penggunaanya kaum selebritis diasumsikan lebih kredibel daripada non-selebriti,
baik dari segi penampilan fisik dan karakter non-fisik selebriti membuat sebuah
iklan lebih menarik dan disukai oleh konsumen. Kepopuleran, citra, dan performa
dari selebritis itu sendiri dapat lebih menarik perhatian target market untuk
menyaksikan iklan yang dapat mempengaruhi presepsi target audien untuk membuat
keputusan dalam melakukan pembelian (Mc Cracken,2006). Atribut dasar yang
berpengaruh pada afektifitas pendukung ialah daya tarik. Daya tarik bukan hanya
berarti daya tarik fisik tetapi meliputi sejumlah karakter yang dapat dilihat
khalayak dalam diri pendukung seperti kecerdasan, sifat – sifat kepribadian,
gaya hidup, pstur tubuh, dan lain sebagainya. Beberapa karakteristik bintang
iklan atau celebrity endorser antara
lain (Shimp, 2003) :
a.
Keahlian (Expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan
yang dimiliki oleh seorang pendukung yang berhubungan dengan topic iklannya.
b.
Kepercayaan (Trustworthiness) mengacu pada kejujuran, integritas dan dapat
dipercayai khalayak sebagai seorang sumber.
c.
Daya tarik (Attractiveness) bukan hanya daya tarik fisik melainkan sejumlah
karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung; sifat – sifat
kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh dan lain sebagainya
Periklanan
merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal, karena daya jangkaunya
yang luas. Iklan yang disenangi oleh konsumen terlihat menciptakan sikap merek
yang positif dan keinginan untuk membeli yang lebih ketimbang iklan yang mereka
tidak sukai (Peter & Olson, 2009). Penggunaan narasumber sebagai figur
penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk
menyampaikan pesan (Keller, 2012). Pesan yang disampaikan oleh narasumber yang
menarik akan lebih mudah dan menarik perhatian konsumen.
Selebriti
biasanya digunakan untuk menarik khalayak dan meningkatakan awareness suatu
produk. Pemasar mengharapkan presepsi konsumen terhadap produk tersebut akan
berubah. Penggunaan selebriti menimbulkan kesan bahwa konsumen selektif dalam
memilih dan meningkatkan status dengan memiliki apa yang digunakan oleh
selebriti tersebut. Pemasang iklan harus sangat berhati-hati dalam melakukan pemilihan
endorser (Belch dan Belch,2001, dalam Kharis,2012). Masing-masing faktor
yang memiliki mekanisme yang berbeda di dalamnya dapat mempengaruhi sikap
konsumen , yaitu:
a.
Source Credibility,
menggambarkan presepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan dan pengalaman
yang relevaan yang dimiliki oleh seorang endorser mengenai produk yang
diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan
informasi yang tidak biasa dan obyektif.
b.
Source Atractiveness, endorser dengan
penampilan fisik yang baik atau karakter non fisik yang menarik dapat menunjang
iklan dan dapat menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan.
c.
Source Power, adalah
kharisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat mempengaruhi,
pemikiran, sikap atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser
tersebut.
Tugas
utama para endorser ini adalah untuk menciptakan hubungan yang baik
antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap yang
positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik
pula di mata konsumen. Iklan merupakan elemen yang penting dan saling
berpengaruh dalam menanamkan brand awarness kepada konsumen, seiring
dengan ciri fisik dan kualitas produk yang mengikuti suatu brand tertentu
(Temporal & Lee,2010;).
Konsumen
saat ini sering memandang suatu merek atau brand sebagai salah satu hal
yang sangat penting dalam melakukan keputusan pembelian, brand merupakan
suatu nilai tambah bagi suatu produk. Asosiasi yang positif antara selebriti
dengan produk di dalam iklan dapat mempengaruhi minat konsumen pada produk
secara efektif. Perusahaan pembuat iklan biasanya dapat menciptakan hubungan
antara endorser dengan produknya, sehingga citra yang baik dari endorser
dapat mempengaruhi secara positif produk yang diiklankan. Selebritis
memiliki kharisma yang dapat mempengaruhi konsumen karena status mereka sebagai
role model. Penggunaan selebriti yang cocok dan tepat sehingga citra
yang baik dari selebriti dapat membentuk citra yang baik pula bagi merek produk
(Byrne, Whitehead, dan Breen,2010) .
Minat Beli (Purchase Intention)
Purchase Intention merupakan kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan
dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian (Assael,2008). Minat beli sebagai perilaku transaksi konsumen yang
cenderung menunjukkan setelah mengevaluasi produk, dan reaksi konsumen diadopsi
untuk produk untuk mengukur kemungkinan pembelian konsumen (Schiffman dan Kanuk
(2000) dalam Wang (2012). Purchase Intention didefinisikan sebagai
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat konsumen melakukan
pembelian (Mehta,2008). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
minat beli konsumen adalah suatu keinginan konsumen untuk membeli suatu barang
setelah melakukan pengamatan tentang barang tersebut.
Minat beli konsumen atau purchase intention juga dapat
di definisikan sebagai sikap konsumen terhadap merek yang dihadapkan pada aspek
kognitif dan afektif produk tersebut, minat beli kosumen cenderung pada aspek
kognitif sikap yang posotif menghasilkan purchase imtention yang positif pula
(Belch and Belch, 2001 dalam Ward, 2006)
Minat
beli merupakan kecenderungan dari masing-masing konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan prilaku pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian terhadap produk
(Karim, 2009). Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencana-rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan konsumen pada periode tertentu
(Karim, 2009) selain itu juga minat beli merupakan suatu pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian produk dengan merek tertentu. Tumbuhnya
minat beli seseorang diakibatkan oleh unsur-unsur yang terdiri dari tiga
tahapan (Bearman, 2008) :
a.
Rangsangan, merupakan suatu syarat yang
ditunjukan untuk mendorong terjadinya sesuatu tindakan atau menyebabkan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan
b.
Kesadaran merupakan sesuatu yang dapat memasuki
pikiran seseorang dan biasanya dipengaruhi oleh produk dan jasa itu sendiri.
c.
Pencarian informasi, yaitu informasi intern yang
bersumber dari data pribadi konsumen itu sendiri dalam memilih suatu produk
ataupun jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada dirinya, Informasi ekstrn
yang diperoleh dari luar konsumen yaitu, misalnya melalui iklan ataupun sumber sosial
(teman,keluarga,dan, kolega), hal ini dapat memastikan sifat yang khas dari
pemilihan yang ada, yaitu konsumen membandingkan beberapa produk sejenis yang
mampu memuaskannya.